Saturday, May 9, 2009

Mau Sehat ? Makanlah Ubi !

Pernahkan kita berpikir bahwa ubi yang notabene makanan orang pedesaan adalah tipikal makanan sehat?

Banyak orang memandang remeh dengan ubi jalar merah atau sweet potatoes (Ipomoea batatas). Padahal ubi yang satu ini mengandung beragam zat gizi yang sangat baik bagi tubuh.

Sumber utama karbohidrat yang baik untuk penderita diabetes karena kandungan gulanya sederhana. Ubi jalar merah juga sangat kaya akan pro vitamin A atau retinol. Bayangkan, di dalam 100 gr ubi jalar merah terkandung 2310 mcg (setara dengan satu tablet vitamin A). Bahkan dibandingkan bayam dan kangung, kandungan vitamin A ubi jalar merah masih setingkat lebih tinggi. Keistimewaan ubi ini juga terletak pada kandungan seratnya yang sangat tinggi. Bagus untuk mencegah kanker saluran pencernaan dan mengikat zat karsinogen penyebab kanker di dalam tubuh. (Budi S)

Berikut kandungan zat gizi ubi jalar merah/100 g selengkapnya:
Protein 1.8 g
Lemak 0.7 g
Karbohidrat 27.9 g
Mineral 1.1 g
Kalsium 49 mg
Vitamin A (retinol) 2310 mcg
Vitamin C (askorbat) 20 mg
Sumber: Oey Kam Nio/FKUI

Makanan tradisional indonesia juga kaya akan gizi, tapi kini banyak yg sudah melupakan makanan sendiri malahan diganti dengang makanan sampah dair luar.

Tuesday, April 28, 2009

Flu babi merebak, darimana asalnya?

Kata-kata flu babi terdengar santer akhir-akhir ini. Darimanakah asal istilah ini??

Istilah 'swine flu' atau flu babi untuk menyebut wabah flu mematikan yang tengah melanda dunia, menurut Organisasi Kesehatan Hewan Dunia atau OIE adalah keliru. Sebab virus strain baru ini merupakan gabungan dari virus burung, manusia dan babi.

Ditegaskan OIE, pathogen ini bukan virus manusia klasik namun virus yang mencakup karakteristik komponen virus avian (burung), babi dan manusia.

"Virus tersebut hingga kini tidak terisolasi pada hewan. Karena itu, tidak benar menamakan penyakit ini influenza babi," demikian pernyataan badan kesehatan hewan yang bermarkas di Paris, Prancis itu seperti dilansir AFP, Selasa (28/4/2009).

Diimbuhkan OIE, ilmu sains nantinya akan menunjukkan apakah virus tersebut beredar di antara hewan ternak dan hasilnya akan menentukan apakah negara-negara telah bertindak benar dengan melarang impor babi.

Ditandaskan OIE, epidemi flu manusia di masa lalu yang berasal dari hewan telah dinamai sesuai asal geografisnya, seperti flu Spanyol. "Adalah logis untuk menyebut penyakit ini 'influenza Amerika Utara," usul OIE.

Dalam wawancara dengan AFP, Dirjen OIE Bernard Vallat menyatakan tak ada bukti kalau virus flu babi ini benar-benar berasal dari hewan babi.

"Belum ada bukti kalau virus ini, yang saat ini beredar di antara manusia, benar-benar berasal dari hewan. Tak ada elemen untuk mendukung ini," tegas Vallat.

Diimbuhkan Vallat, sangat tidak adil untuk menghukum para peternak babi yang menggantungkan hidupnya dari usaha tersebut, dengan membicarakan risiko yang belum terbukti sama sekali. Apalagi menurutnya, sejauh ini tak seorang pun bisa menunjukkan bagaimana atau di mana strain virus baru ini terbentuk.

Wednesday, April 8, 2009

Kuman Takut dengan Madu

Ini merupakan judul sebuah artikel yang dimuat majalah Dis Lancet Infect edisi Februari 2003 yang ditulis oleh seorang Dr. Dixon, ia mengatakan: madu sangat kuat menguasai kuman. Sehingga tidak ada satu kuman pun yang sanggup berhadapan dengan madu.
Dr Dixon, merupakan seorang dari sekian banyak para ilmuwan yang diberi anugerah oleh Allah dapat mengkaji manfaat madu.
Yang menarik, penderita kencing manis, yang oleh para dokter diminta untuk tidak mengkonsumsi makanan atau minuman yang manis, termasuk madu. Karena, dianggap bisa menaikkan kadar gula dalam tubuh. Ternyata, menurut penelitian, anjuran itu tidak berlaku.
Madu, justru mampu menurunkan kadar gula di dalam darah orang yang terkena sakit gula. Beberapa penemuan membuktikan bahwa di dalam madu terdapat unsur oksidasi yang menjadi pengurai gula di dalam darah lebih mudah, yang tidak membuat kadar gula semakin bertambah tinggi.. Madu yang kaya dengan vitamin B1, B5 dan G, justru sangat diperlukan bagi penderita kencing manis. Karena, madu mengandung sekitar 100 unsur berbeda yang dianggap sangat urgen bagi tubuh manusia, khususnya bagi penderita diabtesi tersebut.

Seorang filsuf dan penulis Yunani, Athenaeus, menyatakan bahwa siapa saja yang rajin mengonsumsi madu setiap hari akan bebas dari penyakit selama hidupnya. Dia tidak mengada-ada karena di dalam madu memang termuat rupa-rupa nutrisi yang unik dan potensial untuk memelihara kesehatan dan kecantikan. Madu memiliki kekuatan menyembuhkan yang hebat.. Berbagai nutrisi yang dikandungnya telah lama dimanfaatkan untuk mengatasi luka bakar, menambah stamina, menaikkan gairah seksual, bahkan dapat mencegah kanker.
Cairan berwarna keemasan ini pun merupakan perawat keindahan kulit yang bermutu.

Seorang ilmuwan dari Universitas Illinois di Urbana, Amerika Serikat, menulis dalam Journal of Apicultural Research bahwa khasiat masing-masing madu bisa saja berbeda, namun semua jenis madu pasti mengandung antioksidan, seperti vitamin E dan vitamin C, yang sama kadarnya. Antioksidan tersebut diyakini mampu mencegah terjadinya kanker, penyakit jantung, dan penyakit lainnya.

Secara lebih rinci Prof. DR. H. Muhilal, pakar gizi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Bogor, menguraikan tentang kandungan gizi madu.. Asam amino, karbohidrat, protein, beberapa jenis vitamin serta mineral adalah zat gizi dalam madu yang mudah diserap sel-sel tubuh. Asam amino bebas dalam madu mampu membantu penyembuhan penyakit, juga sebagai bahan pembentukan neurotransmitter atau senyawa yang berperan dalam mengoptimalkan fungsi otak. Madu juga mengandung zat antibiotik yang berguna untuk mengalahkan kuman patogen penyebab penyakit infeksi.

Karbohidrat madu termasuk tipe sederhana. Rata-rata komposisinya adalah 17,1 persen air; 82,4 persen karbohidrat total; 0,5 persen protein, asam amino, vitamin, dan mineral. Karbohidrat tersebut utamanya terdiri dari 38,5 persen fruktosa dan 31 persen glukosa. Sisanya, 12,9 persen karbohidrat yang terbuat dari maltose, sukrosa, dan gula lain. Sebagai karbohidrat, satu sendok makan madu dapat memasok energi sebanyak 64 kalori.

Berkat kekayaan zat gizinya, tak heran jika madu sejak zaman baheula digunakan sebagai obat. Bangsa Mesir kuno misalnya sudah memanfaatkan madu untuk mengobati luka bakar dan luka akibat benda tajam. Dalam penelitian ribuan tahun kemudian ditemukan sifat antiseptik ringan dan antimikrobial dari madu. Karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri itulah, madu mampu mempercepat penyembuhan luka.
“Sifat antibakteri dari madu membantu mengatasi infeksi pada perlukaan dan aksi antiinflamasinya dapat mengurangi nyeri serta meningkatkan sirkulasi yang berpengaruh pada proses penyembuhan, ” kata Dr. Peter Molan dari University of Waikato, New Zealand , melalui situs kesehatan.
Madu juga merangsang tumbuhnya jaringan baru, sehingga selain mempercepat penyembuhan juga mengurangi timbulnya parut atau bekas luka pada kulit.

Sebuah studi terbaru menemukan kandungan antioksidan di dalam cairan
mujarab tersebut. Itu artinya madu ampuh untuk menangkal radikal bebas. Kita tahu bahwa radikal bebas menjadi penyebab terjadinya berbagai penyakit yang sulit dikontrol, salah satunya kanker.

Temuan tersebut mendorong para peneliti untuk mencari tahu lebih jauh tentang zat-zat antikanker yang dikandung madu. Diharapkan berbagai penelitian terkini akan semakin mengukuhkan khasiat madu yang sangat potensial untuk menghentikan penyebaran penyakit ganas..
Reputasi madu untuk mengatasi gangguan pernapasan masih tetap diakui.
Terutama untuk mengusir dahak atau cairan yang menyumbat saluran
pernapasan.
Masyarakat Yunani dan Romawi percaya khasiat madu sebagai dekongestan
(pelega hidung saat pilek).

Madu juga memiliki sifat sedatif (penenang) yang ringan. Maka itu
masyarakat tradisional sering membubuhkan madu pada segelas susu untuk
diminum sebelum tidur. Minuman ini membuat mereka rileks dan bisa segera
tidur nyenyak.

Hampir semua makanan manis akan merangsang otak untuk memproduksi endorfin
atau pembunuh nyeri alami di dalam tubuh. Tak terkecuali rasa manis alami
yang dihasilkan madu. Berkaitan dengan kadar fruktosanya yang tinggi,
membuat madu mempunyai efek laksatif atau pencahar yang ringan.

Efek lain dari madu yang dipercaya sejak lama, yakni sebagai aprodisiak
atau pembangkit gairah seksual. Istilah honeymoon (bulan madu) berasal
dari tradisi kuno masyarakat Eropa Utara, ketika pasangan pengantin baru
diharuskan mengonsumsi madu dan mead (minuman sejenis wine yang dibuat
dari fermentasi madu) yang diyakini bersifat aprodisiak tadi.

Madu juga memiliki aktivitas sebagai disinfektan ringan, sehingga mampu
menyembuhkan radang tenggorokan. Cairan manis ini juga bisa meningkatkan
produksi saliva atau cairan ludah yang dapat membantu mengatasi
tenggorokan yang kering atau teriritasi.
Para penyanyi opera pun gemar memanfaatkan madu untuk memelihara kondisi
tenggorokan mereka, supaya tetap bisa melantunkan lagu-lagu merdu. Segelas
air hangat dicampur lemon dan madu merupakan ramuan tradisional yang biasa
digunakan untuk mengikis radang tenggorokan.

Jika Anda ingin awet muda, tetap segar dan bugar walau sudah berusia tua,
selalu makan madu secara rutin. Demikian pesan pionir ilmu kedokteran
modern sekaligus filsuf Islam, Dr. Ibnu Sina.

Kaum perempuan di Mesir, Yunani, dan Rusia memang sudah memanfaatkan
madu sejak lama untuk memelihara kecantikan kulit muka agar tetap cantik
dan bersih. Juga untuk menghilangkan noda dan bintik-bintik hitam
(hiperpigmentasi) , serta mencegah keriput. Ramuan berupa 100 gram madu
dicampur 25 ml alkohol dan 25 ml air bersih bisa dicoba untuk merawat
keindahan kulit Anda.

Rasa madu sangat dipengaruhi oleh jenis bunga yang dikunjungi lebah untuk
diambil nektarnya (bahan pembuat madu). Saat ini bisa dijumpai berbagai
madu, seperti madu randu, madu klengkeng, madu asam, madu mangga, madu
apel, madu ceri, madu jeruk, madu peer, dan banyak lagi.

Apabila bunga yang dihinggapi lebah memiliki zat-zat racun, kemungkinan
besar madunya pun beracun. Lebah yang mengambil nektar dari bunga pohon
rhododendron misalnya, bisa memproduksi madu beracun. Bila dikonsumsi,
madu ini bisa menyebabkan kelumpuhan.

Beberapa tanaman, selain rhododendron, mengandung senyawa beracun dalam
nektarnya, antara lain azalea, andromeda, agave, atropa, datura,
euphorbia, kalmia, gelsemium, dan melaleuca. Madu beracun ini biasanya
merupakan madu liar.

Saat ini madu sudah banyak diproduksi yang tentunya mengembil
jenis-jenis tanaman yang selain tidak beracun juga bermanfaat bagi
kesehatan. Salah satu keunikan dari madu, meski memiliki rasa manis, tidak
begitu berbahaya dibanding gula.

Meski efeknya ringan dalam menaikkan gula darah dibanding sumber
karbohidrat lain, bagi diabetesi dianjurkan untuk tetap berkonsultasi ke
dokter bila mengonsumsinya.
Manis alami madu telah digunakan di Inggris hingga pertengahan abad ke-17,
untuk menambah nikmat rasa makanan dan minuman. Sayang kebiasaan ini
kemudian berubah ketika orang mulai memproduksi gula. Butiran putih ini
dianggap lebih berkelas dan hanya golongan berstatus sosial tinggilah yang
mampu menjangkaunya.

Namun, di akhir abad ke-17 gula semakin meluas pemakaiannya, tak hanya
terbatas pada kalangan atas. Keluarga kerajaan pun kembali pada kebiasaan
semula, yakni menyantap roti yang diolesi madu berkualitas tinggi
tentunya.
Tak ada salahnya bila kita mencontoh gaya hidup ala Ratu Inggris, sarapan
madu setiap hari.

Friday, May 9, 2008

Tempat Tinggal Pengaruhi Obesitas

ASAL dan tempat tinggal bisa menunjukkan karakter seseorang. Begitu juga dengan obesitas, bisa dipengaruhi asal dan tempat tinggal seseorang.

Pameo yang mengatakan siapa diri kamu bisa dilihat dari apa yang kamu makan. Dan, bagaimana kamu bersikap bisa dilihat dari asal dan tempat tinggalnya, ini menjadi inspirasi para peneliti Kanada untuk meneliti penyebab obesitas.

Hasilnya pun ternyata tak terlalu meleset. Sebab, obesitas dipengaruhi jenis makanan yang dikonsumsi dan lingkungan tempat tinggal seseorang. Para peneliti dari Canadian Institute for Health Information melakukan riset di 350 wilayah di Kanada, Australia, dan Amerika Serikat.

Wilayah yang dijadikan model penelitian adalah daerah masyarakat urban yang ekonomi dan perkembangan fisiknya rendah dengan mengombinasikan pola hidup dan makan. Kemudian, dipelajari kontribusinya terhadap pertambahan berat badan yang ideal dan sehat.

Hasil penelitian tersebut, menurut Kim Raine, Pemimpin Riset dan Direktur Centre for Health Promotion Studies, Universitas Alberta, masyarakat yang hidup di permukiman kelas menengah atas memiliki tubuh lebih aktif dan sehat dibandingkan masyarakat yang hidup di permukiman menengah ke bawah.

Selain itu, para peneliti menemukan orang yang hidup di permukiman masyarakat yang pendapatannya rendah, lebih mudah mendapatkan akses makanan fast food. Berbeda dengan masyarakat kelas menengah atas yang mudah mendapatkan akses makanan sehat dan bergizi di berbagai pasar dan supermarket.

"Kami menemukan sebuah pola bahwa masyarakat berpendapatan rendah kesulitan mendapatkan makanan sehat yang murah. Karena itu, mereka lebih memilih fast food. Padahal, makanan itu mengandung lemak dan kalori tinggi. Selain itu, masyarakat pendapatan rendah yang kebanyakan kaum urban jarang berolahraga dan memiliki kelebihan berat badan," papar Raine.

Raine menyatakan, masyarakat di wilayah urban jarang berolahraga karena kurangnya fasilitas dan sarana olahraga yang memadai. Berbeda dengan berbagai tempat tinggal masyarakat menengah atas yang dilengkapi fasilitas olahraga dan kesehatan yang baik. Namun, Raine mengatakan meski masyarakat kelas menengah atas memiliki fasilitas olahraga yang baik, tak berarti semua penghuninya tak terkena obesitas.

Masalahnya, karena memiliki berbagai kemewahan, masyarakat menegah atas lebih senang beraktivitas menggunakan kendaraan bermotor. Padahal, bisa saja semua aktivitas itu dilakukan dengan berjalan atau bersepeda. Akibatnya, tubuh yang jarang digerakkan menjadi tidak sehat dan berpotensi menimbulkan obesitas.

"Jika Anda tinggal di perumahan kuldesak (terbatas) dan beberapa fasilitas berada di luar kompleks, biasanya untuk pergi Anda lebih senang mengendarai mobil atau sepeda motor," papar Raine.

Jadi, dia menyarankan untuk mengurangi risiko obesitas di masyarakat permukiman urban, pemerintah setempat harus membuat kebijakan pemotongan pajak untuk bahan makanan. Dengan demikian, masyarakat berpenghasilan pas-pasan bisa mendapatkan makanan sehat dan bergizi yang murah atau terjangkau.

Sementara itu, bagi masyarakat di permukiman menengah ke atas yang memiliki fasilitas olahraga lebih lengkap dan akses lebih mudah mendapatkan makanan, meningkatkan kegiatan olahraga secara rutin. Dengan demikian, bisa membakar lemak dan kalori dalam tubuh. Sebab, banyaknya asupan makanan jika didiamkan akan bertumpuk.

Sementara itu, Profesor Yoshitaka Kaneita dari Universitas Nihon, Jepang, mengatakan, obesitas juga disebabkan kurangnya waktu tidur yang ideal. Menurut dia, orang yang kurang tidur dari lima jam setiap malam berisiko lebih besar mengalami obesitas dan diabetes.

Kesimpulan itu berdasarkan penelitian terhadap 21.693 lelaki pada 1999 sampai 2006. Lelaki yang sebelumnya tidak gemuk pada 1999, berat badannya bertambah 1,36 kali jika dia tidur kurang dari lima jam setiap malam dibandingkan lelaki yang tidur normal. Kurang tidur juga menyebabkan tingkat gula darah naik menjadi 1,27 kali.

Source : www.radarbanjarmasin.com

Manfaat Jus Wortel

Selama ini wortel dikenal sebagai sayuran yang bisa juga jadikan jus. Jus wortel memiliki banyak manfaat bagi kita untuk usia yang masih dini. Selain itu, jus wortel juga punya berbagai manfaat untuk kesehatan.

Warna kuning/oranye dari wortel menunjukkan kandungan karotin. Jus wortel memiliki efek terhadap kesehatan. Minum jus wortel juga bagus untuk efek pembersihan liver dengan kandungan vitamin A yang ada dalam sayuran ini. Vitamin A mengurangi empedu dan lemak di dalam liver.

Dalam wortel juga ada kandungan vitamin E, yang membantu mencegah kanker. Jus wortel yang dicampur dengan susu juga merupakan vitamin A ideal untuk bayi. Jus wortel juga cocok dicampur dengan jus buah lainnya. Gangguan sakit-sakit di usia tua pun juga dapat terbantu dengan rutin minum jus wortel tiap hari.

Jus wortel juga bagus diminum ibu hamil. Kandungan Beta carotene dalam buah ini juga merupakan antioksidan, yang bagus buat ibu dan calon bayinya. Selain itu, antioksidan juga membantu memperlambat proses penuaan. Buah lain yang kaya anti oksidan adalah berry. Kedua buah ini bisa dijus bersama-sama atau secara terpisah.

Manfaat jus wortel adalah berguna sebagai anti-inflammatory dan menyegarkan kulit. Dan dapat membantu mencegah kanker. Selain itu, jus wortel membantu memudarkan bercak-bercak di kulit. - Jus wortel yang dikonsumsi tiap hari mampu mengatasi kulit kasar karena bercak dan pigmentasi

Mungkin bagi sebagian orang jus wortel terasa tak enak, tapi demi kesehatan dan melihat manfaatnya tak ada salahnya untuk dicoba. Selamat mencoba!.

Source : www.radarbanjarmasin.com

Makanan Pengganggu ASI

Ketika menyusui, pengaturan menu makan seorang ibu sangatlah penting, sama pentingnya dengan perawatan bayi. Selain gizi seimbang plus air putih, menu makan ibu menyusui sebaiknya juga memperhatikan beberapa zat makanan yang disinyalir dapat mengganggu produksi maupun kualitas ASI. Makanan-makanan pengganggu ini dapat masuk ke ASI dan mengganggu bayi, dua jam setelah Anda mengonsumsinya. Demikian yang ditegaskan oleh Dr. William Sears dalam The Baby Book.

Tanda-tanda bahwa makanan tersebut adalah pengganggu ASI dapat dilihat pada bayi. Misalnya, bayi menjadi rewel, sakit perut, tingkah laku gelisah, atau apa yang disebut sebagai kolik 24 jam –yaitu rasa sakit yang terjadi, maksimum 24 jam setelah ibu mengonsumsi makanan yang dicurigai, tapi hal itu tidak terjadi lagi sampai ibu mengonsumsi lagi makanan yang sama. Beberapa makanan yang dicurigai dapat mengganggu ASI adalah:

Produk olahan berbahan susu. Kandungan protein alergenik pada produk-produk olahan berbahan susu dapat masuk ke ASI dan menghasilkan gejala sakit perut pada bayi. Makanan itu antara lain adalah susu, yoghurt, dan keju.

Makanan yang mengandung kafein. Minuman ringan, coklat, kopi, teh, dan minuman pengurang rasa dingin, semuanya mengandung kafein. Meskipun sebagian bayi lebih peka terhadap kafein dibanding bayi lainnya, biasanya ibu harus mengonsumsi produk ini dalam jumlah besar terlebih dulu untuk dapat memberi efek mengganggu pada bayinya.

Biji-bijian dan kacang-kacangan. Yang paling alergenik dari jenis ini adalah gandum, jagung, dan kacang tanah.

Makanan pedas. Air susu ibu akan terasa berbeda setelah Anda mengonsumsi makanan pedas dan mengandung bawang putih. Salad, pizza, dan minuman keras juga dapat menimbulkan protes dari lambung bayi, sehingga ia menolak minum ASI atau menjadi sakit perut.

Makanan yang mengandung gas. Brokoli, bawang putih, tauge, cabai hijau, kembang kol, dan kubis dapat mengganggu bayi, tapi tidak terlalu mengganggu bila sudah dimasak. Memang cukup sulit untuk menjelaskan secara ilmiah bagaimana makanan tersebut dapat mengganggu bayi, namun pengalaman para ibu menyusui menyebutkan bahwa makanan yang banyak mengandung gas membuat bayi banyak mengeluarkan gas pula.

Selain jenis makanan yang mengganggu ASI, ibu menyusui sebaiknya juga memperhatikan aturan lain dalam menyantap makanan. Aturan itu adalah jangan berlebihan dalam mengonsumsi suatu makanan. Ada bayi yang bisa terganggu setelah ibunya makan makanan tersebut dalam jumlah yang banyak, misalnya bila ibu terlalu banyak makan makanan olahan dari gandum dan makanan asam. Namun dalam jumlah kecil, makanan ini masih bisa ditoleransi oleh pencernaan bayi.

Source : www.radarbanjarmasin.com

Tuesday, April 15, 2008

Tofu (Tahu Jepang) Mencegah Kanker Payudara

Majalah Time 14 Januari 1991 pernah menurunkan laporan utama mengenai kanker payudara, yang dijulukinya "A Puzzling Plague" (Wabah yang Membingungkan). Dilaporkan bahwa satu dari sepuluh wanita AS terkena kanker payudara! Sungguh wabah yang mengerikan. Sampai tahun lalu, kanker payudara tetap masih merupakan pembunuh perempuan terganas di AS dan Eropa (Suara Pembaruan, Minggu 24 November 2002). Diperkirakan 70-75 kasus per 100.000 penduduk setiap tahun (Swiss), dan 100 kasus di AS. Di Australia, satu dari sebelas wanita meninggal akibat kanker payudara setiap tahunnya.

Sebaliknya yang terjadi di Asia. Di Jepang hanya 15-18 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Di Cina malah di bawah 10 kasus per 100.000 penduduk per tahunnya. Tetapi, jika wanita Jepang dan Cina itu tinggal di AS dengan menerapkan gaya hidup dan mengonsumsi makanan khas barat, maka kondisinya sama saja rentannya dengan wanita AS dan Eropa terhadap penyakit kanker payudara! Mengapa itu bisa terjadi?

Menurut penelitian di Singapura, kondisi itu bisa terjadi karena mereka banyak mengonsumsi makan yang berbasiskan kedelai. Anna H. Wu PhD., dan rekan-rekannya di University of Southern California, AS, yang meneliti 144 wanita sehat keturunan Cina di Singapura yang postmenopause, menemukan: wanita yang mengonsumsi 25% lebih banyak makanan berbasis kedelai, tekanan darahnya 15% lebih rendah yang besar pengaruhnya dalam pembentukkan estrogen. Sementara mereka yang sedang-sedang saja dalam mengonsumsi makanan berbasis kedelai, tidak terlihat adanya penurunan pembentukkan estrogen.

Penelitian tersebut semakin menegaskan penelitian yang dilakukan rekan-rekan Wu sebelumnya di California, yang dilakukan terhadap wanita Amerika keturunan Asia. "Studi yang kami lakukan terhadap kanker payudara wanita Amerika-Asia menegaskan bahwa konsumsi kedelai ada kaitannya dengan penurunan risiko kanker payudara baik terhadap wanita yang pramenopause maupun yang postmenopause," tutur Wu seperti dikutip WebMD Medical News.

Namun agar ada pengaruhnya terhadap penurunan produksi estrogen, maka jumlah makanan berbasis kedelai yang harus dikonsumsi cukup banyak. Para wanita keturunan Cina di Singapura rata-rata mengonsumsi tofu (dari yang biasa sampai yang digoreng, dari yang dicampur sirop maupun yang berbentuk minuman ringan) sampai 157 gram setiap harinya. "Tofu sejenis juga dijual di pasar swalayan di AS per kotak yang beratnya antara 110 hingga 130 gram," jelas Wu. "Per kotaknya bisa untuk tiga kali makan," tambah Wu lagi.

Sumber: Ramurancik.com